Pengasuhan Seri 16 - Mengelola Perilaku Anak Prasekolah Anda II
Mengelola Perilaku yang Tidak Diinginkan
Perilaku bermasalah yang ringan harus ditangani dengan segera untuk mencegahnya agar tidak menjadi lebih buruk. Sangat sering, ini dapat dilakukan dengan cara yang halus tapi efektif misalnya dengan mengabaikan perilaku bermasalah yang ringan. Beberapa strategi pengelolaan perilaku (mis. jeda waktu) akan digunakan secukupnya karena strategi tersebut dicadangkan untuk perilaku bermasalah yang serius. Seringnya penggunaan strategi tersebut menyebabkan konfrontasi orangtua dan anak yang mengakibatkan eskalasi emosi dan situasi. Anda harus selalu memiliki strategi cadangan apabila anak Anda tidak mau mendengarkan. Bicarakan tentang konsekuensi cadangan ketika Anda membahas aturan dengannya. Dengan begitu, Anda dapat merencanakan sebelumnya apa yang akan dilakukan dan menyiapkan dia untuk konsekuensi perilakunya.
Mencegah lebih baik daripada mengobati
- Jadikan rumah Anda aman bagi anak untuk membatasi perilaku yang tidak diinginkan pada anak Anda. Ini berarti memasang perangkat yang aman bagi anak seperti memasang pintu gerbang agar dia aman dari tempat-tempat berbahaya; atau mengunci benda-benda yang Anda tidak ingin dia meraihnya misalnya barang berharga atau permen.
- Persiapkan aktivitas yang menarik seperti membangun balok bangunan, menggambar dan bermain pura-pura agar dia ikut bermain. Apabila dia sibuk, waktunya untuk bosan, merengek minta perhatian atau membuat masalah akan berkurang.
- Tentukan aturan dan rutinitas dengan anak Anda sehingga dia dapat belajar melakukan apa yang diharapkan secara teratur. Misalnya, sekarang saatnya menggosok gigi dan bersiap untuk tidur setelah tayangan TV favoritnya. Bicarakan tentang penghargaan dan konsekuensi dengan dia. Anda dapat mengingatkan dia tentang rutinitas tidak lama sebelum waktu tidur.
Cara mengatasi perilaku bermasalah
1. Pengabaian terencana
- Apabila anak Anda melakukan perilaku bermasalah yang ringan serta tidak berbahaya dan mungkin hanya mencari perhatian (mis. mengangkat mainan ke udara sambil memeriksa respons Anda), sebaiknya Anda mengabaikannya secara total - termasuk melihat atau berteriak pada dia.
- Setelah dia menghentikan perilaku bermasalahnya, segera perhatikan dia dengan berbicara dengannya dan mengalihkan perhatiannya, mis., 'Kamu anak pintar lho, bisa bermain dengan tenang. Barbie kamu kasih baju cantik. Dia mau pergi ke mana?' Sesegera mungkin cari kesempatan untuk memuji perilakunya yang tepat.
- Apabila Anda menggunakan strategi ini, bersiaplah bahwa perilaku bermasalah itu akan menjadi lebih buruk pada awalnya karena anak Anda ingin mendapatkan perhatian dari Anda. Anda harus gigih dan terus mengabaikan. Dia akan belajar bahwa yang dia lakukan tidak akan berhasil dan sedikit demi sedikit akan mengurangi perilaku bermasalahnya.
2. Konsekuensi
- Daripada menggunakan disiplin negatif seperti berteriak dan menampar, Anda dapat menerapkan
konsekuensi yang berbeda apabila anak Anda tidak mematuhi aturan (contohnya tercantum dalam
tabel di bawah ini):
- Konsekuensi logis - Apabila anak Anda tidak mematuhi aturan, Anda dapat mencabut hak istimewanya yang sesuai dengan situasi. Biasanya dengan menyingkirkan mainan atau menghentikan aktivitas yang menjadi pusat masalah.
- Waktu tenang - Akhiri aktivitas anak Anda. Biarkan dia duduk menjauh selama beberapa waktu sambil melihat anak-anak lain bermain. Selama waktu tenang, dia tidak boleh diberi perhatian. Jika dia tidak mau duduk, Anda dapat memegangnya dengan lembut di tempat duduk.
- Jeda waktu - Konsekuensi ini berlaku untuk perilaku yang mengganggu atau lebih serius. Strategi ini serupa dengan waktu tenang kecuali bahwa anak akan dibawa ke ruangan atau tempat jauh dari lainnya. Tempat itu harus aman, terang dan tidak ada benda yang menarik. Apabila Anda menggunakan jeda waktu, jangan sekali-kali menerapkannya sebagai hukuman yang keras untuk mengancam anak dan membuatnya takut.
- Efektivitas 3 konsekuensi di atas tidak dihitung dengan lamanya waktu. Konsekuensi logis biasanya berhasil paling baik dalam waktu 30 menit. Untuk waktu tenang dan jeda waktu, 5 menit biasanya cukup lama bagi anak kecil. Waktu tenang atau jeda waktu sebaiknya dimulai saat anak Anda berhenti protes sehingga dia tahu bahwa berteriak atau protes tidak membantunya keluar dari waktu tenang atau jeda waktu. Setelah waktu yang ditentukan, biarkan dia kembali ke aktivitas dan segera beri dia pujian karena ada perilaku yang tepat. Jangan segera menceramahi dia ketika dia keluar dari konsekuensi yang ditentukan agar dia tidak kesal lagi.
- Tabel di bawah ini menunjukkan langkah-langkah dalam menangani anak saat tidak mematuhi aturan:
Langkah | mis. Tidak Berbagi | mis. tidak dapat mengontrol emosi/memukul | mis. menolak mengikuti petunjuk untuk memulai aktivitas lainnya |
---|---|---|---|
Dekatilah anak, beri tahu dia dengan jelas apa yang harus berhenti dilakukannya dan sebagai gantinya dia harus melakukan apa | 'Mandy, tolong tinggalkan mainan. Biarkan anak lain mencobanya.' | 'Ted, hentikan memukul adikmu. Jangan ganggu orang lain.' | 'Cheri, tayangan TV sudah selesai. Tolong matikan TV lalu gosok gigi.' |
Beri waktu anak Anda untuk merespons | Tunggu sampai 5 detik | Tunggu sampai 5 detik | Tunggu sampai 5 detik |
Beri anak pujian jika anak kooperatif | 'Terima kasih ya kamu mau mengikuti aturan,' | 'Kamu bagus sekali bisa berhasil mengontrol diri.' | 'Terima kasih ya kamu mau kerja sama.' |
Jika anak tidak mau bekerja sama, beri tahu anak yang dia lakukan itu salah dan konsekuensinya | Terapkan konsekuensi logis, 'Kamu belum berbagi dengan yang lain. Mama harus mengambil mainan selama 3 menit.' | 'Kamu belum berhenti memukul adikmu. Sekarang kamu masuk ke waktu tenang selama 2 menit.' | Ulangi petunjuk ini pada situasi ini. Berikan konsekuensi jika anak tetap menolak melakukan tugas. 'Kamu belum menuruti yang mama minta. Sekarang kamu masuk ke waktu tenang selama satu menit.' |
Saat waktunya habis, kembali ke aktivitas. | Waktunya habis. Ini mainanmu.' | 'Waktunya habis. Kamu boleh main lagi, | 'Kamu boleh keluar dari waktu tenang dan menggosok gigi sekarang.' |
Awasi anak apakah berperilaku baik dan beri pujian. | 'Mama senang sekali sekarang kamu mau berbagi dengan temanmu.' | 'Mama senang kamu bisa main dengan tenang.' | 'Kamu pintar sekali gosok gigi.' |
Jika masalah timbul, gunakan cadangan. | 'Kamu masih menolak berbagi. Kali ini mama harus mengambil mainan selama 4 menit.' | 'Kamu masih memukul adikmu. Sekarang kamu masuk ke jeda waktu selama 3 menit.' | 'Kamu belum menuruti yang mama minta. Sekarang kamu masuk ke jeda waktu selama 2 menit.' |
Jika anak tidak mau mendengarkan, gunakan cadangan lagi | 'Kamu masih belum mau bekerja sama. Kamu harus masuk ke waktu tenang selama 3 menit.' | 'Kamu masih belum mau bekerja sama. Sekarang kamu masuk ke jeda waktu selama 4 menit.' | 'Kamu masih belum mau bekerja sama. Sekarang kamu masuk ke jeda waktu selama 3 menit.' |
Menangani situasi 'berisiko tinggi'
Jika perilaku bermasalah sering terjadi dalam situasi tertentu, misalnya anak Anda akan menghamburkan barang apabila berada di supermarket, maka ini adalah situasi 'berisiko tinggi'. Anda harus bersiap sebelumnya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perilaku itu. Bicarakan tentang peraturan untuk situasi tersebut dengan anak Anda. Tentukan penghargaan untuk mematuhi aturan dan konsekuensi karena perilaku bermasalah. Siapkan mainan atau aktivitas menyibukkan yang dapat Anda gunakan untuk membuat dia tetap terhibur. Anda dapat memintanya untuk membantu mendorong troli belanja, berbicara dengannya tentang warna barang atau menghitung jumlah lorong dengan dia di supermarket. Anda dapat membawa stiker atau stempel untuk segera memberikan penghargaan. Beri dia pujian karena berperilaku baik. Pada awalnya, buat waktu aktivitas terencana tersebut singkat. Perpanjang aktivitas tersebut tahap demi tahap apabila dia menunjukkan kemajuan. Tinjaulah dengan dia, perilakunya setelah situasi tersebut. Untuk memberi anak Anda dorongan, beri dia pujian untuk hal-hal yang dia lakukan dengan baik sebelum berbicara dengannya tentang hal-hal yang harus diperbaiki di lain waktu.ada perilaku yang tepat.
Ingat bahwa strategi pengelolaan positif hanya berhasil apabila Anda mempunyai hubungan baik dengan anak Anda. Perhatikan perilaku positifnya, bicara dan bergembiralah dengannya. Dengan begitu, perilaku bermasalah pada anak juga akan berkurang.
Silakan membaca brosur Mengelola Perilaku Anak Prasekolah Anda I seri 15.
Kami memiliki rangkaian lokakarya dan selebaran tentang 'Happy Parenting!' untuk calon orangtua, orangtua bayi, dan anak-anak prasekolah. Silakan menghubungi personel perawat kesehatan kami untuk memperoleh informasi.