Vaksin Difteri, Tetanus, Pertusis aselular & Virus polio yang tidak diaktifkan (vaksin DTaP-IPV)
Defteri
Difteri disebabkan oleh bakteri. orang yang terkena dampak mungkin mengalami demam, sakit tenggorokan dengan bercak membran abuan melekat ke tenggorokan dan kesulitan bernapas. Dalam kasus berat, dapat menyebabkan keterhalangan di jalur pernapasan, gagal jantung, kerusakan saraf atau bahkan kematian. Penyakit ini ditularkan melalui kontak dengan penderita atau pembawa. Walaupun jarang terjadi, seseorang dapat terjangkit melalui kontak dengan benda-benda yang tercemar dengan benda bekas kotoran dari orang yang terinfeksi.
Tetanus
Tetanus disebabkan oleh bakteri, yang masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka di kulit dan menghasilkan racun yang menyerang sistem saraf. Hal ini dapat menyebabkan pengetatan tubuh yang menyakitkan dan penguncian di rahang, sehingga orang yang terinfeksi tidak dapat membuka mulutnya atau menelan. Ketika tetanus mempengaruhi otot yang membantu penafasan, pasien tersebut dapat meninggal dengan sangat cepat.
Pertusis
Pertusis, dikenal juga sebagai “batuk rejan”, adalah penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh bakteri. Orang yang terinfeksi awalnya mungkin memiliki gejala yang tidak tentu seperti pilek, bersin, demam ringan dan batuk ringan. Batuknya secara bertahap menjadi sangat parah dan serangan batuk yang dasyat dapat mengganggu makan, minum, dan bernapas. Gejala ini dapat berlangsung berminggu-minggu. Komplikasinya meliputi infeksi paru-paru dan bahkan dapat menyebabkan kejang dan kerusakan otak. Penyakit ini ditularkan lewat kontak secara langsung dengan tetesan cairan dari pasien.
Polio
Polio disebabkan oleh satu dari tiga macam virus Polio (1, 2, dan 3). Virus memasuki tubuh melalui mulut dan akhirnya menyerang sistem saraf pusat. Gejala-gejalanya berupa demam, sakit otot yang parah, kaku pada leher dan punggung, kelumpuhan, atau bahkan kesulitan bernapas dan kematian.
Vaksin Difteri, Tetanus, Pertusis aselular & Virus polio yang tidak diaktifkan (vaksin DTaP-IPV)
- Mengapa menerima vaksinasi?
Vaksin DTaP-IPV dapat secara efektif mencegah 4 penyakit di atas. Di Hong Kong, DtaP-IPV termsauk dalam program Imunisasi di Hong Kong.
- Kapan seharusnya anak saya menerima vaksinasi?
Dalam rangka untuk mencapai perlindungan yang baik dan berkesinambungan, seorang anak harus menerima 3 dosis vaksin DTaP-IPV pada tahun pertama hidupnya (pada usia 2, 4 dan 6 bulan), dan dosis penguat lainnya pada usia 18 bulan. Dua dosis penguat lainnya akan diberikan kepada siswa P-1 dan siswa P-6*. DTaP-IPV dapat diberikan dengan vaksin lainnya.
* Difteri, tetanus, pertusis aselular (mengurangi takaran) & vaksin virus polio yang tidak diaktifkan dianjurkan kepada siswa P-6.
- Individu-Individu berikut yang TIDAK boleh menerima vaksin DTaP-IPV
- Reaksi alergi serius terhadap salah satu komponen vaksin atau vaksin DTaP-IPV sebelumnya.
- Ensefalopati atau kondisi saraf lainnya dalam waktu 7 hari setelah pemberian dosis vaksin DTaP-IPV atau vaksin yang mengandung pertusis.
- Reaksi alergi yang serius terhadap antibiotik atau pengawet tertentu
- Apa saja efek sampingnya?
- Efek samping ringan pada daerah lokal (seperti nyeri, kulit memerah atau bengkak).
- Efek samping sistemik sedang atau berat jarang terjadi yang termasuk suhu 40.5°C (105°F) atau lebih, menangis tanpa henti selama 3 jam atau lebih, kejang disertai demam serta keadaan hipotonik-hiporesponsif.
- Orang tua dapat menggunakan obat penurun panas untuk meredakan gejala-gejalanya.
- Meskipun tidak lazim, ada laporan terjadinya pembengkakan sementara di seluruh lengan atau paha atas setelah dosis ke-4 dan ke-5 vaksin DTap.
- Jika anak mengalami kesulitan bernapas atau koma (yang sangat jarang) setelah vaksinasi, bawalah dia ke departemen kecelakaan dan darurat di rumah sakit segera.
Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan hubungi Pusat Kesehatan Ibu & Anak dari Departemen Kesehatan.
Jika ada perbedaan antara versi bahasa Inggris dan bahasa lainnya dari selebaran ini, versi Bahasa Inggris yang berlaku.